Jumat, 18 Januari 2013

MUSIK UNDERGROUND TIDAK MESTI RUSUH

mosh pit 
Dentuman drum dengan tempo cepat, suara gitar penuh distorsi, dan teriakan vokal bisa bikin lo semua jadi histeris, apalagi buat lo yang kurang bisa ngegambari musik-musik cadas yang lagi pada digandrungi anak-anak muda zaman sekarang. UNDERGROUND !!!
Lo mungkin udah familiar sama kata underground, apalagi 9 februari lalu saat konser musik band BESIDE, di Gedung Asia Africa Cultural Center (AACC). Jalan Braga, Bandung, menelan 10 orang korban tewas. Apakah konser underground mesti bikin rusuh dan chaos ?
Arti sebenarnya underground itu sendiri “bawah tanah”, tapi dalam musik, underground tuh berarti tempat dimana musik-musik yang berlawanan dengan aliran mainstream (major) bergejolak dan tahap eksis walau hanya di kalangan tertentu saja. Itu menurut saya pribadi.
Ada tambahan keterangan dari situs http://en.wikipedia.org/wiki/underground_music, bahwa musik underground tuh tidak ngandalin sukses komersial. Terus istilah underground sering juga dipakai buat nyebut musik hip-hop, heavymetal, rock alternatif, punk rock. Hardcore, dan musik-musik keras lainnya. Namun sekarang musik underground udah nggak terlalu bergerilya seperti dulu karena nggak sedikit stasiun radio lokal yang udah punya nama sekalipun ngadain on air yang isinya musik-musik underground, entah yang beraliran metal punk rock ataupun hardcore, supaya nggak ada pengasingan untuk genre-genre musik,entah itu mainstream atau underground.
 
Kalo lo pengen dateng dan nonton band- band beraliran keras, setiap weekend di cafe, GOR ataupun acara sekolah (pensi), nggak jarang band cadas di undang untuk main di acara umum dan nggak tertutup untuk kalangan tertentu aja. Yang gw liat sekarang underground lebih ter-expose aja, khususnya genre metal & hardcorenya. Nggak kaya dulu. Kalo dulu masih kebanyakan beraliran rock alternatif.
Ya underground sekarang udah lebih majulah, pesat sepesat perkembangan koruptor….hahaha…
Sekarang semua udah supportlah, seperti media, mulai dari fanzine, magazine, radio, sampe local tv. Scene ini berkembang, bukan hanya karena segi musikalitasnya tapi juga karena scene ini bisa memompa adrenalin lo semua membangkitkan semangat lo. Itu bisa keliatan dari massanya yang nggak pandang umur, dari remaja labil sampai tua-tua keladi pokoknya campur aduklah. Hehehe…..
Tapi image underground ternyata masih negatif pandangannya. Setiap ada masalah chaos atau human error pada acara-acara musik (gigs), expose-nya langsung gede-gedean. Terus kesannya underground jadi berbau chaos. Tapi nggak juga seh, kebanyakan mereka yang nggak ngerti scene ini yang merusaknya jadi keliatan rusuh.
Menurut gw suatu acara (gigs) supaya nggak terjadi rusuh, jangan lupa buat perizinan ke polisi. Karena perizinan itu sangat penting dalam acara musik, untuk menghindari human error atau kelalaian hukum. Lagian tanpa ada perizinan bisa- bisa di tangkep. Tapi sampe saat ini perizinan masih jadi pertanyaan di diri gw juga, izin buat apaan ? toh nggak di jaga juga kaya itu acaranya…hahaha…
Oiia, bicara soal chaos atau rusuh di konser musik-musik keras, indonesia pernah tergoncang ketika Metallica tampil di Stadion Lebak Bulustahun 1993. Ketika itu puluhan orang luka-luka, mobil, toko, dan rumah dirusak massa. Di kira udah nggak ada lagi, eh..baru-baru ini underground bergabung lagi dengan kasus BESIDE di AACC Bandung. Nggak ada menyangka bakal terjadi kericuhan sampe memakan korban. Gue Cuma bisa bilang turut berduka, dan memberi semangat buat Beside bahwa ini musibah tak terduga dan bisa jadi pelajaran kita semua yang buat acara (gigs).
Sekali lagi menurut gw musik underground jelas nggak identik dengan rusuh atau chaos. Rusuh terjadi lebih karena nggak siapnya panitia dan ulah penontonnya, bukan genre musiknya. Musik pop juga bisa memancing rusuh, sama aja kan. Penonton kadang terkesan kampungan, Cuma baru kesenggol dikit aja udah langsung emosi. Kacau deh. Jadi rusuh bukan karena genrenya tapi penontonnya lah….hehehe…..

0 komentar:

Posting Komentar